Bagi yang bergerak di usaha dan bisnis, tentu Standar Nasional Indonesia atau SNI bukanlah hal yang baru. Di Indonesia sendiri, semua produk yang diperjualbelikan wajib untuk memiliki SNI, meskipun pada kenyataannya tidak semua produk tersebut tersertifikasi.
Kewajiban untuk semua produk tersertifikasi oleh SNI tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Perindustrian No. 15 Tahun 2018 mengenai Pemberlakuan SNI Wajib Produk Audio Video dan Elektronika Sejenis. Adanya sosiasi tersebut dilakukan di Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro, Qualis Indonesia di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Nah bagi Anda yang juga ingin mendaftarkan produk Anda untuk tersertifikasi secara resmi, Anda perlu melakukan alur sertifikasi produk penggunaan tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT-SNI) yang dikeluarkan Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Daftar Isi
Apa Saja Prosedur Sertifikasi SNI?
Adapun untuk sertifikasi SNI yang perlu dilakukan yaitu :
- Pertama, Anda perlu lakukan pengecekan SNI
- Kedua, lakukan cek lembaga sertifikasi produk dan laboratorium yang ruang lingkupnya sesuai dengan produk yang akan disertifikasi.
- Ketiga, Anda perlu memenuhi persyaratan legal seperti fotokopi akta perusahaan, SIUP, TDP, surat pendaftaran merek dari Dirjen HKI.
- Keempat, pihak LS Pro akan melakukan peninjauan dan audit kelengkapan dan kebenaran dokumen serta audit kecukupan perusahaan.
- Kelima, penilaian proses produksi termasuk pengambilan dan pengujian sampel produk oleh laboratorium
- Keenam, Evaluasi dari hasil audit kesesuaian perusahaan, apabila terjadi kekurangan pelaku perusahaan harus melakukan perbaikan
- Dan terakhir, pemberian sertifikat dan tanda SNI.
Berapa Lama Proses Sertifikat Tanda SNI Tersebut Berlangsung?
Untuk proses sertifikasi SNI, yang paling cepat berlangsung selama 2 bulan. Bisa jadi akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Bila proses sertifikasi tersebut dinyatakan tidak lulus, maka LS Pro seperti Qualis Indonesia akan memberikan masukan atas gagalnya proses sertifikasi. Jika kesalahan yang terjadi minor, pelaku industri akan diberikan masukan apa yang harus dilakukan dan tidak ada proses audit ulang.
Namun bila kesalahan yang terjadi major, maka proses audit harus dilakukan ulang. Misalnya saja kesalahan yang terjadi pada sistem internal quality control. Maka perlu dilakukan audit kembali.
Berapa Biaya Yang Diperlukan Untuk Sertifikasi SNI?
Untuk biaya sertifikasi SNI sendiri disesuaikan dengan berbagai hal, misalnya lokasi pabrik apakah berada di dalam negeri atau di luar negeri. Atau model yang dalam satu kategori. Namun secara umum, biaya yang ditawarkan berkisar Rp 80-100 juta.
Lalu apakah semua produk tersebut wajib untuk melakukan sertifikat SNI?
Anda perlu tahu bahwa SNI tidak diwajibkan pada semua barang namun bersifat sukarela untuk ditetapkan oleh pelaku usaha. Akan tetapi, dalam hal SNI berkaitan dengan kepentingan keselamatan, keamanan, kesehatan masyarakat atau pelestarian fungsi lingkungan hidup dan/atau pertimbangan ekonomis, instansi teknis dapat memberlakukan secara wajib sebagian atau seluruh spesifikasi teknis dan atau parameter dalam SNI.
Jika atas suatu barang atau jasa telah diberlakukan SNI wajib, maka pelaku usaha yang barang atau jasanya tidak memenuhi dan/atau tidak sesuai dengan SNI wajib, tidak boleh memproduksi dan/atau mengedarkan barang atau jasa tersebut. Adapun beberapa jenis barang yang wajib SNI diantaranya air minum dalam kemasan, baja lembaran, ban, baterai primer, Garam Beriodimn, Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua, kabel, kaca lembaran, kaca pengaman untuk kendaraan bermotor, Kloset Duduk, korek api gas, plastik dan lain-lain.
Bila Anda memproduksi diantara barang tersebut, maka sebaiknya Anda bisa langsung urus sertifikasi SNI yang berlaku. Bila tidak bisa melakukannya sendiri, Kami jasa sertifikasi SNI siap bantu Anda.